Wisata Sejarah Kerajaan Majapahit yang Masih Tersisa, Menelusuri Jejak Kejayaan Nusantara. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14. Dengan wilayah kekuasaan yang membentang dari Sumatra hingga Papua, kerajaan ini meninggalkan warisan sejarah yang luar biasa.
Meski kerajaan tersebut telah runtuh lebih dari lima abad silam, banyak peninggalannya yang masih bisa ditemukan hingga kini dan menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik.
Kita akan mengulas secara lengkap situs-situs sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih tersisa, lengkap dengan informasi aktual dan mudah dipahami, serta tips singkat untuk wisatawan yang ingin mengunjunginya.
Baca juga: Kuliner Keraton Jawa: Resep Tradisional yang Tetap Lestari Hingga Kini

Kejayaan Majapahit dan Warisannya
Majapahit berdiri pada tahun 1293 dan mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk. Dalam sumpahnya yang terkenal, Sumpah Palapa, Gajah Mada bertekad menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Kerajaan ini dikenal tidak hanya sebagai kekuatan politik dan militer, tetapi juga pusat perdagangan, kebudayaan, dan seni.
Salah satu aspek yang paling nyata dari kejayaan Majapahit adalah peninggalan fisik berupa candi, situs purbakala, hingga artefak yang kini tersebar di berbagai tempat, terutama di wilayah Jawa Timur. Beberapa di antaranya telah menjadi objek wisata sejarah yang terus dilestarikan dan dikunjungi oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri.
1. Trowulan: Ibu Kota Majapahit yang Legendaris
Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dipercaya sebagai ibu kota Kerajaan Majapahit. Wilayah ini merupakan situs arkeologi terbesar yang berkaitan dengan Majapahit. Di kawasan Trowulan, pengunjung dapat menemukan berbagai peninggalan penting seperti:
- Candi Bajang Ratu: Gerbang bercorak Hindu yang megah dan anggun, diduga merupakan pintu masuk kompleks pemakaman Raja Jayanegara.
- Candi Tikus: Sebuah struktur pemandian dengan arsitektur unik, menggambarkan kemajuan teknologi pengairan pada masa Majapahit.
- Kolam Segaran: Kolam besar yang dipercaya digunakan sebagai tempat jamuan kerajaan atau pertunjukan air.
Selain itu, di Trowulan juga terdapat Museum Majapahit yang menyimpan ribuan artefak seperti arca, keramik, dan bata kuno, memberikan gambaran jelas tentang kehidupan masyarakat Majapahit pada zamannya.
2. Candi Wringinlawang
Candi ini adalah sebuah gapura bata merah yang menjulang setinggi sekitar 15 meter dan dipercaya sebagai gerbang masuk ke kawasan elite Kerajaan Majapahit. Candi Wringinlawang terletak di selatan Trowulan dan menunjukkan karakteristik arsitektur khas Majapahit, dengan struktur simetris dan teknik pembangunan bata tanpa semen.
Keunikan Candi Wringinlawang adalah bentuknya yang menyerupai paduraksa, yakni gapura bertingkat yang biasa digunakan di lingkungan keraton atau tempat suci. Struktur ini menjadi simbol kekuasaan dan kemegahan arsitektur Majapahit yang masih dapat dinikmati hingga sekarang.
3. Candi Brahu
Candi Brahu merupakan salah satu candi terbesar di kompleks Trowulan. Candi ini diyakini sebagai tempat kremasi raja-raja Majapahit awal. Dibangun dari batu bata merah, candi ini masih berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu peradaban tinggi yang pernah ada di tanah Jawa.
Menariknya, di sekitar Candi Brahu sering ditemukan pecahan keramik Cina kuno, menunjukkan bahwa Majapahit memiliki hubungan perdagangan internasional yang kuat, terutama dengan Tiongkok.
4. Gapura Bajang Ratu dan Makna Simbolisnya
Gapura Bajang Ratu bukan sekadar pintu gerbang, tetapi juga simbol spiritual dan politik. Dihiasi dengan relief-relief cerita Ramayana, gapura ini melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan. Struktur tinggi dan rampingnya memperlihatkan keindahan arsitektur Majapahit yang halus dan penuh makna.
Bajang Ratu juga dianggap sebagai salah satu bangunan yang digunakan dalam upacara kenegaraan atau ritual keagamaan. Hal ini menegaskan pentingnya peran agama Hindu-Buddha dalam kehidupan kerajaan.
Baca juga: Jejak Kolonial dalam Kuliner Indonesia: Perpaduan Rasa dan Sejarah

5. Situs Kedaton dan Pendopo Agung Trowulan
Situs Kedaton dipercaya sebagai bekas kompleks keraton Majapahit. Di sini ditemukan pondasi batu bata yang membentuk struktur bangunan, sumur kuno, dan saluran air. Di area ini juga terdapat Pendopo Agung Trowulan yang digunakan sebagai tempat peringatan budaya dan tempat ibadah kepercayaan lokal.
Pendopo ini menjadi titik penting dalam pelestarian budaya Majapahit dan sering digunakan untuk perayaan Hari Jadi Majapahit serta pertunjukan seni tradisional.
6. Situs Gunung Penanggungan
Meskipun tidak berada langsung di pusat Majapahit, Gunung Penanggungan dikenal sebagai gunung suci bagi kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Timur, termasuk Majapahit. Di lerengnya terdapat puluhan candi kecil, pertapaan, dan arca yang mencerminkan spiritualitas tinggi masyarakat saat itu.
Majapahit menggunakan Gunung Penanggungan sebagai tempat spiritual dan pengasingan para resi atau pendeta, menjadikannya tempat ziarah penting bagi para peziarah dan wisatawan yang mencari kedamaian batin.
7. Museum Nasional dan Koleksi Majapahit
Selain di Mojokerto, banyak peninggalan Majapahit juga bisa ditemukan di Museum Nasional Jakarta. Di sini, terdapat arca-arca perunggu, emas, hingga naskah kuno yang berasal dari masa Majapahit. Benda-benda ini memberikan gambaran lebih lengkap tentang seni, sistem kepercayaan, dan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu.
Pelestarian Warisan Majapahit
Pemerintah Indonesia bersama para arkeolog dan komunitas budaya terus berupaya melestarikan situs-situs peninggalan Majapahit. Berbagai program revitalisasi, pemugaran, dan promosi wisata dilakukan untuk memastikan situs-situs bersejarah ini tetap terjaga dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Trowulan telah dicalonkan sebagai Warisan Dunia UNESCO, namun upaya ini masih menghadapi tantangan seperti urbanisasi, perusakan situs, dan kurangnya kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, edukasi publik dan pariwisata berkelanjutan menjadi sangat penting.
Tips Singkat Berwisata Sejarah ke Situs Majapahit
- Datang pagi hari: Untuk menghindari panas dan menikmati suasana yang lebih tenang.
- Gunakan pemandu lokal: Mereka dapat memberikan informasi sejarah yang lebih mendalam.
- Kenakan pakaian yang sopan dan nyaman: Beberapa situs dianggap sakral.
- Hormati situs dan tidak merusak: Jangan memanjat bangunan atau mencorat-coret situs.
- Bawa air minum dan perlengkapan pelindung matahari: Cuaca di kawasan ini bisa sangat panas.
Penutup
Majapahit bukan hanya sekadar cerita dalam buku sejarah, tetapi juga warisan nyata yang bisa kita telusuri dan pelajari secara langsung. Melalui wisata sejarah di Trowulan dan sekitarnya, kita diajak untuk mengenal lebih dekat kejayaan masa lalu Nusantara yang penuh dengan nilai-nilai kebudayaan, kearifan lokal, dan teknologi yang mengagumkan.
Menjelajahi situs peninggalan Majapahit bukan hanya membuka wawasan sejarah, tapi juga menumbuhkan rasa bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Dengan melestarikan dan mempromosikan wisata sejarah ini, kita turut menjaga jati diri bangsa dan memberikan nilai tambah bagi generasi mendatang.
Mari lestarikan jejak Majapahit dan jadikan sejarah sebagai bagian dari perjalanan wisata yang berkesan dan bermakna.
Baca juga: Asal Usul Rendang: Warisan Kuliner Minangkabau yang Mendunia